Jumat, 05 Juli 2013

betina siapan

Tips Sexing kenari

Salam Km
Sebelumnya saya minta maaf kalau masalah penantuan jenis kelamin sering di pertanyakan.untuk itu saya ada cara menentukan jenis kelamin.
Menentukan jenis kelamin kenary roller khususnya dan kenari pada umumnya Apabila kita sudah terbiasa berproduksi burung kenari dan sudah banyak sangkar yang siap menetas maka Semakin cepat anda dapat menentukan jenis kelamin kenari muda maka akan lebih baik. Ada banyak cara untuk menentukannya. Saya akan membeberkan sedikit tips:
1.  Sejak usia 3 hari pembuluh vena di sebelah perut akan turun menuju “ vent ( lubang angin / dubur ) dan akan menuju bagian depan dari “ vee “ yang ada dibagian depan “vent ,ini nampak pada burung kenari jantan yang masih muda. Tapi pembuluh vena ini tidak akan tampak pada kenari betina. Walaupun pembuluh ini ada di seluruh kenari jantan , akan lebih baik jika menganalisanya sebelum kenari jantan tersebut tumbuh bulu.

2.  Pada 5- 8 hari ,ambil semua anak-anak kenari yang terdapat pada sarang yang sama (satu indukan ) taruh ke handuk dan sejajarkan seperti posisi kuda balap yang ada pada pacuan kuda. Yang melompat paling jauh adalah kenari jantan.
3.  Burung- burung tersebut jika diperhatikan mempunyai pusat kaki bawah yang panjang sementara yang lainnya punya 3 telapak kaki yang memiliki panjang yang sama. Salah satu yang memiliki pusat kaki yang panjang akan sulit untuk bergabung dengan yang lain dan ini adalah kenari jantan. Kenari betina lebih mudah untuk bergabung karena ketiga telapak kakinya memiliki ukuran yang sama.
4.  Liatlah bagian tulang belakang mereka. Disepanjang tulang belakang kenari jantan warnanya lebih kaku dan lebih pekat . Untuk yang betina warnanya kaku dan pekatnya tidak sampai sepanjang tulang belakang. Dengan cara itu bisa di identifikasi .
5.  Sebelum anaka-anak kenari tersebut berbulu. Liatlah ke bagian kepala mereka. Untuk yang jantan lebih pipih ( datar ).Untuk yang betina lebih bulat.
6.  Sekitar usia 6 – 7 hari anak2 kenari tersebut mulai membuka mata. Jika jantan maka matanya sejajar dengan paruhnya. Untuk yang betina, letak mata diatas paruh yang menyebabkan tampilan kepalanya lebih bundar.
7.  Ketika anak2 kenari diberi makan disarangnya oleh induknya .perhatikan tingkah laku anak2 tersebut. Yang berdiri paling tinggi , teriak paling keras dan yang paling ingin diberi makan duluan itu berarti yang jantan. Yang betina kakinya lebih pendek makanya mereka tidak berdiri tinggi dan karenanya mereka diberi makan lebih sedikit dibanding yang jantan.
8.  Usia 28- 30 hari beberapa kenari2 muda terlihat mempraktekkan suara mereka untuk berkicau dengan baik. Bukan yang paling awal berkicau itu yang terlihat paling baik ,burung 2 tersebut hanya suka berlatih berkicau lebih awal saja.
9.  Sekitar 5 bulan atau 5 bulan lebih 2 minggu, kenari jantan bisanya warnanya lebih terang. pada bagian tertentu warnanya lebih tajam khususnya dibagian dekat kepala. Pusat kepala pada burung kenari betina yang berwarna kuning akan menjadi sangat terang.
10.  seandainya usia 6 bulan belum ketahuan jenis kalaminnya ,kenari2 yang dicampur diantara kenari2 maka. Kenari betina akan duduk lebih rendah lebih dikarenakan struktur badannya. Dan juga biasanya kenari betina akan berkelahi dengan kenari jantan ketika ingin berkicau atau mempraktekan suaranya. Meskipun sang betina dalam kondisi tidak sedang dalam masa bertelur dan ini hanya sekedar ingin berkicau saja.
11.  Jika semua metode diatas gagal masih ada satu cara lagi untuk menentukan jenis kelamin burung kenari .yaitu pada saat si burung bertelur itulah kenari betina ( huakakkak intine sing ngendog iku yo wedok … ott om2) !!!!.
Apabila ada tambahan atau sharing dari rekan2 sekalian silahkan . ini hanya sekedar tips sehingga para kenari mania tidak bingung dalam memilih kenari jantan lebih dini untuk dijadikan jawara .
Salam

Grafik performa burung

Grafik performa burung

Salah satu kawan kita penghobi burung, Om Irawan, bertanya mengenai berapa lama setelah burung bertelor pada periode tertentu akan kembali bertelor pada periode berikutnya.
Menjawab pertanyaan itu, secara singkat saya mengatakan bahwa kalau pakan untuk kebutuhan kenari betina di masa subur terpenuhi, dan kondisi fisik serta mental bagus, paling sepekan sudah nelor lagi. Atau paling lama 15 hari. Mengapa demikian?
Berkaitan dengan hal itu, saya menulis mengenai apa yang saya sebut sebagai grafik performa burung penangkaran dan lomba.
Di kandang penangkaran (beda sekali dengan kondisi burung di alam), dalam kondisi normal dan cuaca mendukung, burung seperti murai batu (MB), cucakrowo (CR), jalak suren (JS), kacer, anis kembang (AK) dan sejumlah burung yang sudah banyak berhasil ditangkar lainnya, begitu anakannya diambil dari sarangnya, pada 5-7 hari kemudian sudah bertelor lagi dan mengeram lagi. Begitu seterusnya.
Oleh karena itu, ada MB atau JS yang tidak membuat heran lagi kalau dalam waktu dua (2) bulan bisa menghasilkan 3 kali anakan.
Hitungannya adalah sebagai berikut:
Taruh saja burung bertelur pada hari ke 1, 2 dan 3 (atau bisa juga plus hari ke-4 kalau bertelor empat). Kapan mengeram? Burung mengeram ya dimulai bersamaan pada hari pertama dia bertelor itu .
Setelah 14 hari sejak telor pertama keluar, anakan menetas. Pada hari ke-16 (2 hari setelah menetas), anak-anak burung diambil untuk diloloh secara “manual” oleh penangkarnya. Dalam kondisi normal terawat, pada hari ke-21 atau paling lama hari ke-23, burung indukan sudah bertelor lagi…begitu seterusnya.
Artinya apa? Burung di penangkaran bisa punya anak lagi dalam waktu 21 sampai 23 hari setelah anak-anak periode sebelumnya keluar sebagai telor.
Jika seandainya semua telor burung yang sedang dierami kita ambil, semua maka dalam waktu 5-7 hari kemudian burung sudah akan bertelor lagi dan mengeram lagi… begitu seterusnya.
Berikut ini abstraksi hal yang saya sampaikan di atas:

Catatan 1:
Hitungan ini tidak berlaku untuk lovebird (LB) yang masa mengeramnya 21 hari, atau kenari yang jarang untuk disuapi secara manual oleh penangkarnya (kecuali di banyak penangkaran kenari di Malang, yang para penangkarnya biasa menyuapi anakan2 kenari).
Untuk LB yang diperlakukan sama (anak-anaknya disuapi secara manual oleh penangkarnya), maka bisa menghasilkan keturunan setiap 28 hari (sampai sebulan) sekali.
Catatan 2:
Pada sejumlah penangkaran, dikenal apa yang disebut dengan indukan “babu”, indukan “pelayan” dsb. Istilah ini merujuk pada pasangan-pasangan burung tertentu yang dipelihara dengan fungsi menjadi indukan bagi burung yang ditangkarkan. Burung yang ditangkarkan dengan model inang pengasuh ini umumnya adalah burung pemakan biji (kenari, LB, perkutut, parkit dll).
Pemanfaatan inang pengasuh:
Misal kita punya pejantan kenari yorkhsire (YS) dengan 5 indukan betina kenari colorbred di sangkar berbeda-beda. Nah, ketika ada betina yang “matang” secara seksual (ditandai dengan kloakanya yang terlihat memerah dan membengkak), maka YS pejantan kita masukkan. Tak berapa lama kemudian akan terjadi 2-3 kali perkawinan. Setelah itu YS diambil. Keesokan harinya dikawinkan lagi dan dipisah lagi . Demikian sampai betina bertelor.
Perlakuan demikian juga dilakukan ke betina lain secara bergilir. YS pejantan “digilir”? Iya…menurut Mas Kuwat, penangkar kenari di daerah Klewer, Kartosuro, hal itu tidak apa-apa dan biasa dia lakukan. “Tetapi YS diistirahatkan minimal 6 jam untuk setiap sesion pertemuan dengan betina-betina itu,” kata dia.
Cerita berlanjut… setelah para betina kenari itu genap bertelor 3 atau 4 butir, maka telor-telor mereka diambil dan dipindah ke para betina kenari yang dipelihara sebagai kenari pengasuh/ kenari pelayan/ kenari babu/ inang pengasuh. Oleh karena tidak mengherankan kalau dalam kandang penangkaran untuk menghasilkan kenari F1, banyak dijumpai pasangan-pasangan kenari lokal yang sedang pada mengeram. Mereka memang disetting untuk seperti itu, yakni menjadi inang pengasuh forever….
Itulah mengapa saya tidak heran kalau seorang penangkar kenari yang hanya punya 3 ekor YS pejantan bisa memproduksi F1 sebanyak 50-an ekor per bulan heheheheh….
Cucakrowo: Beranak melulu…
Melanjutkan cerita tentang grafik perfroma, maka dalam kasus penangkaran cucakrowo (dalam kondisi normal tanpa gangguan), kondisi beranak pinak itu bisa berlangsung sepanjang bulan (sepanjang tahun) karena jenis cucak mengalami masa mabung dengan cara nyulam (tidak pernah rontok bulu secara berlebih).
Lain halnya misalnya dengan JS, MB, kacer, AK dan beberapa jenis burung lainnya yang ketika memasuki masa mabung akan berhenti berproduksi (terutama betinanya; jantan mabung kadang masih bisa membuahi).
Bagaimanakah kita tahu performa burung non-cucak rowo dalam penangkaran?
Secara umum burung dewasa mengalami masa mabung setahun sekali. Prosesnya berlangsung seperti ini:
Diandaikan saja pada bulan ke-1 burung sedang dalam kondisi paling fit (selesai mabung dan bulu sudah kencang semua), maka dia akan memasuki masa mabung (tanda-tandanya antara lain bulu kecil mulai jatuh) adalah pada bulan ke-7 dan/atau 8.
Pada bulan ke-8 dan/atau 9, bulu lama sudah rontok sampai habis sementara bulu baru sudah sekitar 50% tumbuh (sebagian besar masih berbentuk rebung).
Pada bulan 10 dan/atau 11, bulu baru sudah tumbuh secara maksimal.
Pada bulan 12, sudah memasuki proses pengencangan bulu, dan burung menuju kondisi fisik yang paling masksimal.
Yup…pada bulan ke-1 berikutnya burung tampil dalam puncak performa.
Berikut ini abstraksinya:

Dengan dasar perhitungan itu, maka bisa kita asumsikan bahwa burung non-CR, non-LB dan non kenari (KN) dalam penangkaran bisa beranak-pinak berkelanjutan selama 6-7 bulan. Yakni mulai pada bulan pertama kondisi fit sampai bulu kecil berjatuhan (memasuki masa mabung). Dengan asumsi itu pula, maka selama setahun, burung di penangkaran bisa menghasilkan 8 sampai 9 kali tetasan.
Dengan perawatan yang maksimal dan gangguan lingkungan yang “nol”, bahkan selama memasuki masa mabung (2-3 bulan), burung masih mau dan bisa berproduksi.

BAGAIMANA DENGAN PENANGKARAN ALAM?
Ini adalah sebuah pertanyaan yang sebelumnya tidak pernah ada gambaran jawabannya di benak saya. Setelah saya mendapat sedikit cerita dari Om Ige (Yayasan Kutilang, Jogja) yang akrab sekali dengan konservasi anis merah (AM) di Bali, baru ada pemahaman atas itu.
Ceritanya dimulai ketika AM memasuki masa beranak yang biasanya dimulai saat masuk musim penghujan. “Panen” atas anakan AM dilakukan di ratusan sarang ketika anakan AM sudah berusia antara 5-10 hari. Setiap pasangan AM yang anakannya diambil, selang 5-7 hari kemudian betina akan segera bertelor dan mengeram lagi. Ketika nanti anakannya diambil lagi, si betina akan bertelor lagi dan mengeram untuk menetaskan anakan lagi. Itu semua persis dengan kondisi penangkaran domistik/rumahan.
Nah, untuk menjaga kelestarian penangkaran alam itulah maka anakan ketiga dari pasangan AM tidak diambil dan dibiarkan hidup untuk melanjutkan kehidupan di alam bebas. Hal sperti itu, konon, mulai terancam dengan adanya “ketidakdisplinan” para penangkar alam yang tetap nekad mengambil semua anakan AM pada semua periode tanpa sisa….

BAGAIMANA GRAFIK PERFORMA BURUNG LOMBA?
Grafik performa tahunan burung yang saya sampaikan di atas sebenarnya bisa juga kita gunakan sebagai pedoman melihat performa burung untuk lomba.
Ya… burung untuk kicauan atau lomba pun sebenarnya memiliki masa peforma maksimal hanya 1-7 bulan dalam setahun. Meski dipaksa seperti apapun, burung tidak akan pernah memiliki performa yang bagus ketika seharusnya dia memasuki masa mabung misalnya.
Ketika semuanya direkayasa, maka burung akan menjadi rewel, sulit ditreatmen dan menjengkelkan.
Model rekayasa apakah itu?
1. Penggunaan obat-obatan atau multivitamin yang tidak semestinya:
Penggunaan obat-obatan ini akan mempengaruhi metabolisme burung. Bisa saja bulu yang seharusnya mulai jatuh, tetapi karena burung mengkonsumsi obat tertentu, bulu tertahan. Belakangan…meski sudah terlihat berkerak, lusuh, amburadul…tidak juga mau rontok. Karena hal itu, si pemilik menyemprotkan obat perontok bulu… eh, bukannya bulu yang rontok, malah burung menjadi stres… sulit makan..sulit EF dan pokoknya serba menjengkelkan….
2. Treatment fisik yang berlebihan:
Treatment fisik yang berlebihan antara lain adalah:
(a) Pemberian pakan (termasuk EF) yang melebihi kebutuhan fisik. Pemberian pakan berlebihan, untuk mahluk hidup apapun (termasuk manusia), tidak bagus. Kalau tidak menyebabkan gemuk, dia akan menyebabkan burung jadi pemalas. Kalau tidak jadi pemalas (misalnya kelebihan protein dan bukan karbohidrat) dia akan menunjukkan perilaku birahi yang berlebihan, emosional dan mudah gembos (burung yang tidak terkontrol perilaku ganasnya, malah tidak punya power untuk mengeluarkan kicauan.
(b) Penjemuran berlebihan. Penjemuran berlebihan yang dilakukan sampai siang hari tidak akan menambah performa apa-apa pada burung kecuali burung bertambah ganas dan gacor tetapi sesunggunnya powernya mudah drop. Selain itu, sinar matahari pada siang hari mengandung unsur radioaktif yang berbahaya bagi burung terutama kesehatan bulu (mudah rapuh), kesehatan mata (memacu katarak). Penjemuran sebenarnya dicukupkan untuk mencegah berkembangnya kutu, janur dab mikroba lainnya pada sangkar dan tubuh burung dan pengubahan pro-vitamin D menjadi vitamin D.
(c) Pengumbaran yang berlebihan. Pengumbaran untuk burung diperlukan untuk menumbuhkan jaringan otot dan tulang secara maksimal pada burung terutama burung-burung muda. Pengumbaran berlebihan pada burung dewasa tidak akan “menumbuhkan” performa maksimal karena pada dasarnya performa tersebut akan muncul ketika burung tercukupi kebutuhan pakan dan kecukupan rawatan, serta sesuai dengan datangnya puncak performa bulanan.
(d) Pelatihan ditarungkan (trek) berlebihan. Burung yang kebanyakan ditrek/ditarungkan dengan burung lain justru akan berkurang semangat tempurnya karena mengalami kejenuhan (maaf, definisinya saya tidak bisa merumuskan secara tepat).
Demikian kira-kira yang bisa saya sampaikan mengenai apa yang saya sebut sebagai grafik performa burung penangkaran dan lomba.
Semoga bermanfaat.
Tambahan referensi:
Untuk menambah referensi mengenai performa burung, berikut ini ada tulisan di blog teman rekan kicaumania.org, Om CJ, berjudul:
KAPAN BURUNG SIAP DILOMBAKAN
Grafik di bawah yang saya ambil dari David De Souza’s website www.shama.com.sg, yang sangat bagus untuk panduan kita, kapan burung kita siap dilombakan, siap dilombakan dalam hal ini si burung tersebut sudah melewati masa ganti bulu trotol, mabung 1, mabung 2 dan atau setidaknya telah mabung ke tiga. Burung mulai stabil untuk dilombakan minimal umur 3 tahun. Namun selama 2-3 tahun ini burung melalui fase latihan yang rutin untuk melatih mantalnya di lapangan.
Burung rata-rata mabung setahun sekali, bahkan ada yang di atas 1 tahun belum mabung karena faktor makanan, suhu, dan cuaca di sekitarnya.


Dari grafik di atas:
1. Masa Mabung (Molting Periode)
Masa mabung burung antara 3-1/2 bulan, kecuali ada kelainan burung tsb bisa lebih dari 4 bulan, rata-rata 3-4 bulan sdh beres mabung bila burung yg mabung kita perlakuan dengan baik, dalam hal ini: mandi, jemur, dan makanan porsinya sesuai dengan masa mabung.
2. Masa Contest (Ready for Contest Periode)
Sekitar 6 bulan lamanya, dimulai setelah bulan ke-3.5 sampe bulan ke-9.5. Setelah melewati masa mabung. Periode ini masa untuk mengkontestkan burung kita, tentu saja bila burung kita sehat dan sesuai dengan porsi si burung tsb, karena setiap burung mempunyai sifat karakter yang berbeda, dalam hal perawatan, pemberian makanan, masa jemur, dsb. Sering kita denger burung-burung jawara begitu beres mabung pada bulan ke-4 ada yang sdh bisa jawara lagi.
3. Top Performance (Top Form Periode)
Masa ini dimulai pada bulan ke-6 sampe bulan ke-9, merupakan the best time untuk mengkontestkan burung kita.
4. Masa Sebelum Mabung (Out of Form Before Molting Periode)
Masa sebelum mabung, setidaknya dimulai bulan ke-10. Sebaiknya burung tidak dilombakan atau distirahatkan. Jadi ada 6 bulan dimana burung kurang vit, 3 bulan persiapan mabung +/- 3 bulan mabung. Periode 3 bulan persiapan mabung, banyak burung yang masih jawara. Mereka benar-bener mengistirahatkan burungnya bila sudah mabung benar.
Semoga sekelumit tulisan ini bermanfaat untuk kita, terutama bagi pemula.